Muqadimah

Bukan Majalah

 

Remma punya majalah. Rasanya terlalu muluk kalau organisasi yang anggotanya kurang dari seratus orang—dan bahkan tidak sampai 50 orang yang aktif—bisa mengusahakan suatu penerbitan dengan bentuk majalah.

Sebenarnya, dalam era teknologi sekarang, bukan sesuatu yang mustahil apabila sekelompok kecil orang dapat mengusahakan suatu media masa dalam skala besar. Dengan bermodalkan seperangkat komputer saja, sekelompok orang tersebut dapat menghasilkan publikasi yang diakses oleh ribuan, bahkan jutaan orang. Hal ini menjadi tidak mustahil dengan adanya teknologi internet—sebuah sistem yang saat ini dianggap sebagai dewa oleh masyarakat sekuler, padahal ia tidak lebih dari sebagian kecil kekuasaan Allah.

Tapi sekarang kita tidak akan membicarakan internet. Media masa konvensional sendiri, dalam hal ini media cetak, saat ini dapat dikerjakan dengan lebih mudah dan biaya yang lebih ringan berkat kemajuan teknologi komputer. Dengan kemajuan teknologi, penyusunan majalah atau media cetak lainnya tidak lagi harus ditangani oleh percetakan. Fungsi percetakan saat ini benar-benar hanya untuk mencetak. Sedangkan untuk menyusun majalah dengan berbagai kreasi, dapat dilakukan sendiri di rumah.

Begitu juga yang dilakukan oleh REMMA. Kami menyusun sendiri penerbitan ini dan percetakan menerima dalam bentuk siap cetak.

Tapi kami akui, kegiatan penerbitan ini belum dapat disebut sebagai majalah. Sebuah majalah perlu adanya periodisitas atau kesinambungan penerbitan dalam jangka waktu yang ditentukan. Kami sendiri sebenarnya telah menentukan target penerbitan dalam jangka waktu empat bulan sekali. Tetapi rasanya jangka waktu ini terlalu lama untuk periodisitas sebuah majalah.

Karena itu kami tidak menamakan kegiatan penerbitan ini sebagai majalah. Tetapi, semua kegiatan perlu bentuk yang jelas. Untuk memberi batasan tersebut, kami menamakan kegiatan penerbitan ini sebagai Sarana Informasi dan Kreativitas Warga Komplek Departemen Agama Kedoya Jakarta Barat.

Dengan bentuk itu, isi penerbitan ini ditujukan kepada seluruh warga komplek, dan bukan hanya remaja. Karena itu, isi penerbitan ini bersifat "gado-gado". Ada yang serius, ada yang "aneh-aneh".

Terakhir, perlu diketahui bahwa tujuan utama penerbitan ini adalah pemberdayaan remaja masjid. Jadi, kalau isinya ternyata kurang memuaskan, harap maklum karena kami baru belajar. Insya Allah, amal pembaca sekalian lewat sumbangan untuk membeli majalah ini dapat turut memajukan remaja masjid.

Koordinator Departemen Komunikasi REMMA

Kembali ke Halaman Depan